Jumat, 19 Februari 2010

Catatan at the Changi Airport, Singapore

Dear all,
Karena ada waktu (abis nge FB di Changi airport, daripada shopping kan bagus kerja atau nge FB)- saya mau share beberapa komentar.
1. Gembira sekali ada Galeri buku Karo, bagus jg jk tdk hanya GBKP oriented tp semua yg ada karonya, semisal penulisnya org karo buku atau artikel apa saja, rsd. Turang Martin, engkai la upayaken ndu kerina buku enda banci ibaca online?
2. Saya sbgai seorg pemula FB jadi ketawa ktka melihat home FB ini jadi aneka warna, dalam arti semua kita share our friends. Semisal semua teman saya menjadi teman kalian. Yg saya ketawa krn byk teman sy yg diluar complaint katanya, lihatlah apa yg sy kopi: "I went on your Facebook – BUT GUESS WHAT – it’s all in Indonesian!! I enjoyed some of the pictures..."--- ha ha kalau lah mereka tau bahwa di dalam itu juga banyak bahasa karo--. Sebentar alumni SMP Neg I n SMA Neg I Medan jg akan menuliskan Minda, it is too much in Karonese! padahal tanpa setahu saya, cita-cita saya yg memadukan 3 konteks yg bisa berdialektika resiprok tercipta dalam FB ini! Tanpa saya duga mulanya- bahkan dialog intra church n inter-faith ada di FB ini-- kaya sekali. Tanpa kita mendiskusikannya tapi kita sdh live in the pluralistic way of life, itu hanya bisa terjadi krna our way of thinking sdh begitu! Jadi selamat ber FB n gunakanlah fasilitas ini utk mengembangkan dirimu. Ingat always Do Your Best. N today must be better than yesterday n tomorrow must be better than today!

Saya mau ke Bookstore dulu liat buku terbitan terbaru yg lagi dipromosikan oleh mega-industri-- ukh, untuk menentukan buku yg bagus pun masyarakat sudah didikte industri, mau lagi didikte!


Komentar:

Saya juga baru seminggu ber-FB, belum mahir memaksimalkan pemanfaatannya. Pada dasarnya saya lebih suka "konsultasi" dengan "tulang" Google, baca situs-situs web dan kirim tanggapan, kirim email, baca blog. Diskursusnya fokus dan informasinya bermanfaat. Setelah kasus Prita, saya masih menimbang. Tetapi ketika muncul kasus buku "Gurita Cikeas", ... See moreusulan Gus Dur jadi pahlawan, komentar penginjil Pat Robertson tentang gempa Haiti yang dikaitkan dengan "divine curse", dan sederet skandal yang terjadi di tanah air, saya mulai tanya kiri-kanan. Pertimbangan lain, kini kita memasuki era global serba digital dan multi-media. Salah satu ciri masyarakat era ini adalah afiliasi dan sosialisasi dengan komunitas maya. Connecting, networking, communicating, informing dan sharing issues. Termasuk, bagaimana kalau Minda berkiprah di lingkungan nasional di masa-masa mendatang dan bukan "glocal" (global-local) dan kita dukung? Jujur saja, kalau FB dimanfaatkan sekadar "asbun" (asal bunyi), mubazir, cuma buang waktu. Have a nice trip!
27 January at 14:33 · (Rainy MP Hutabarat).

Hi Rainy,

Senang sekali bisa komunikasi lagi dgn teman senat mahasiwa STT Jakarta dulu. Dimana teman lama kita dulu? Nona Risakota, Novembri dl yal? Masih nulis mbak? Saya kamu sebut glocal? Ha--ha dari kabanjahe tembak New York, Amsterdam, london dll ya-- tulisan saya kan selalu menyentuh aspek nasional.

Saya ini kan sebenarnya akedemisian, dan kalian yg jatuh dalam politik kepentingan, sehingga mengorbankan idealisme. Dan itu kan sangat berdampak bukan hanya ke wibawa kekristenan di tanah air ini tapi juga bargaining power kita. Masak kekacauan dalam penegakkan Pancasila n UUD 45 tidak bergigi lagi kita. We have been depending too much on the moderate wings NU and Muhamadiyah statement's. SDM kita kacau balau, dan kita biarkan begitu, malah kita berkontribusi untuk itu ketika memilih pimpinan yang kita tahu sebenarnya belum atau kurang layak bukan. ... See more

Dimanapun saya berada saya hanya mau memberikan yang terbaik yg saya miliki, no matter where it is. Dan saya memang merasa tertantang di GBKP. Teman saya banyak yg bilang kok mau Ph.D Amerika tinggalnya di Berastagi. Inikan pertanyaan org2 yg belum tau bahwa dalam konteks global begini yg diperkuat adalah sektoral lokal agar mandiri dan mampu tidak hanya survive tapi berdampak dalam arus kekuatan multi-cooperation. Kelompok Amerika Latin telah membuktikannya, why dont we try?

Wah jika tdk di stop saya akan bisa buat ceramah di note saya utkmu. Saya kangen kita bertemu diskusi, dimana lagi kelompok intelektual kristen yg ada dulu ya? keep in touch via FB, nanti setiba di Vienna sy akan FB kamu lagi. Salam buat semua teman dulu. Kirimin aku semua buku yg kamu tulis with no charge! mauliate godang inang
27 January at 15:45 · (Minda P)

Komentar atas Komentar

Tidak tau mengapa ketika menunggu telepon dari seorang yang berjanji menelpon malam ini, saya iseng membuka google dan mencek nama saya sendiri. lalu saya berhenti dibagian yang mengkomentari tentang artikel yang saya tulis yang berjudul Kemandirian Daya dan Teologia...di group itu diberi judul GBKP dan kekaroan Jemaatnya. Karena tertarik saya membuka bagian itu dan ternyata bagian itu adalah dan menjadi topik diskusi yang cukup panjang di GBKP yahoo group yang memang jarang saya baca. Saya baca komentar-komentar itu. Banyak yang bersifat praktis dan emosional yang acap saya katakan sikap seperti ini hanya membawa kita "no where." Dwipa cukup mengerti arah artikel, namun di penghujung, jatuh kepada masalah pendekatan yang adalah metode bukan substansi. Untuk mengerti apa yang dimaksudkan seorang penulis, adalah sangat menolong jika membaca keseluruhan artikelnya, dan membaca semua tulisannya. Sehingga bisa menangkap intisari atau pokok pikiran yang ditawarkan. Tulisan saya biasanya mengajak orang untuk melihat dan mempersiapkan GBKP ke depan (church with the future). GBKP yang ada kini seharusnya sudah disiapkan oleh para pemikir GBKP yang bekerja 15-20 tahun yang lalu. Untuk mengkaji bagaimana GBKP nanti agar ada dan bermakna haruslah memadukan pemahaman ekklesiology dengan analisa konteks dari sudut anthropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi dan politik. Met malam.

Well, senang membaca tulisan singkat ini Mam. Prof. Augustine and MP memberi saya banyak pemahaman ttg de-contextualizing dan re-contextualizing theology. Saya menyadari tugasndu dan teolog GBKP tidak ringan untuk merekonstruksi Teologia Karo bagi GBKP. Tuhan tetap sinampati.
10 December 2009 at 17:39 Erdian Sembiring Kembaren

Kerajaan Allah vs Kerajaan dunia? Antagonis Atau Dialektikalkah?

Kerajaan Allah vs Kerajaan dunia? Antagonis Atau Dialektikalkah?

Perwujudan Kerajaan Allah yg dicitakan Yesus bisa dimengerti seperti konsep invisible church, dan kita yg berada dalam kerajaan dunia, dalam pengertian Calvin haruslah lebih menekankan konteks visible church. However pola pikir, ucap dan tindak dlm konteks visible church harus dalam terang dan arah invisible church ini.

Maka, jika kita setuju bahwa kerajaan Allah bukan antagonis kerajaan dunia, tapi berdialektika, nah ini!! Gereja harus berperan sekali di dalam menerangi arah kerajaan dunia agar perlahan tapi nyata tertransform menjadi kerjaan Allah, kan ini misi pengikut Kristus seluruh dunia, yaitu mewujudkan visi itu, yaitu mewujudkan kerajaan Allah di atas dunia ini.

Nah persoalannya jika berperan menerangi dan menentukan arah maka gereja harus

1. mampu berdialog dengan pemerintah juga semua badan trias politikanya (lihat konfesi GBKP), gereja menguasai bahasa sosial, politik, budaya dan ekonomi selain teologia tentu.

2. Mampu membimbing/mengarahkan agar kesemua badan bekerja untuk people (rakyat) atau bahkan kini untuk keseimbangan semua ciptaan. Inilah arti Golgota, untuk manusia. Kuasa yg dimiliki Yesus yg diberi oleh BapaNya untuk memulihkan kemanusiaan. Itu juga tugas eksekutif, legislatif dan judikatif kita.

Persoalannya adalah orang-orang yang terpilih di ketiga tempat ini kebanyakan bukan pilihan Allah, tapi terpilih karena kekuatan uang, dll- lihatlah apa yg dimuat SIB tgl 5 february sy cuplik:

dari sejumlah anggota DPRD Karo menyebut, Parpol tertentu telah memasang tawaran tarif kepada balon-balon bupati ke depan berkisar Rp300 juta sampai Rp500 juta/kursi kalau kandidat tertentu ingin maju dari jalur politik. Menurut oknum para anggota dewan dari berbagai Parpol yang meminta tidak menyebutkan identitas ini, menambahkan bahwa, tingginya tarif tersebut tidak terlepas dari besarnya biaya tertentu yang harus dikeluarkan oknum tersebut selama masa-masa kampanye sampai berakhirnya Pemilu Legislatif, 9 April 2009 silam.

Sehingga tujuan mereka di dalam masa bakti mereka yg utama adalah balik modal. Rakyat nanti dulu. jika sekarang orang karo ribut soal harga jeruk, dll, salah siapa? ini adalah dosa komunal, dosa kita semua. Kita menerima uang mereka, dalam wujud apapun juga. Siapa yg tdk merasa berdosa, silahkan yg pertama lempar batu ke perempuan itu kata Yesus. Yg paling gampang adalah menuding kesalahan orang lain, salah anda dan saya (kita) bagaimana? La lit sibujur, sada pe lang. Kerina enggo nilah.

Terus terang GBKP gagal dalam membina spiritualitas jemaatnya. Bukankah banyak anggota GBKP yang subjek dalam ketiga lembaga itu dan yang juga sebagai pemilih (voters) kemaren? Kita selalu lupa bahwa Yesus tidak "asbun" ketika Ia mengatakan di kayu salib, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Aristoteles juga mengatakan itu. Kita? diampunikah? karena kita tahu apa yang kita perbuat. Bahkan kita memakai kesempatan ini sebagai aji mumpung- sehingga terjadilah perputaran uang yg bermotifasi ketidakbenaran- bila kebenaran sebagai out put dari ketidakbenaran? Never!

Lalu bagaimana? jika kita masih berani mengclaim bahwa kita adalah pengikut Kristus maka kembalikan Kerajaan Allah sbgai penerang dan arah kerajaan dunia ini. Kita sdh diberi kemampuan untuk tampil beda, krna Kristus telah mmberi contoh Golgota yg bukanlah anugerah murahan (cheap grace, Dietrich Bonhoeffer). Hentikan semua permainan uang yg hanya mmbawa kita pada maut! Kesenangan yg kita dapatkan dgn uang dari sini hanyalah sesaat, krna uang itu bukan dari dan buah ketulusan. Kekuasaan/jabatan yg kita dapatkan dari hasil uang tadi juga tidak akan mmbawa kebahagiaan pada siapapun, Malah tekanan. Kembalikan semuanya pada aspek panggilan dan pilihan Allah serta jabatan itu adalah mandat Allah untuk melayani. Semakin tinggi jabatan kita semakin melayani kita. Jika kita mengembalikan aspek ini ketempatnya kembali, maka hal-hal lainnya akan ditambahkan padamu, kata Yesus.

Tunjukkan bahwa orang karo adalah orang yg hidup tapi hidup. Krn hanya yg hidup ada pertumbuhan. Yang lalu biarkan berlalu, hari ini n esok disongsong dgn optimis dan positif. Remember, today must be better than yesterday n tomorrow must be better than today. Lalit simetahat ibas Dibata.

Komentar:

Zaman internet, dualisme sudah gugur. Meminjam Pak Eka, paradigmanya "both... and... (bukan either... or...) Golden way (Jalan Kencana) adalah dialektika. Minda, bagi dong ceritamu dari Eropa sana! Masak sih kamu suruh aku mengorek-porek Calvin. Dasar dosen, hehee.. (Rainy MP Hutabarat).

Good analysis Mam. Jadi klo GBKP gagal dlm membina spiritualitas jemaatnya, dimanakah letak kesalahan dalam pembinaan tersebut? Apakah pada system yg kita punya, metode yg kita pakai, pengajaran yg belum membumi atau pada orang yang membinanya? Moga-moga saya salah tidak pada semua bagian dari proses pembinaan itu. Kalaupun begitu, ya harus segara ... See moredi benahi, di rekonstruksi, di restrukturisasi agar tidak mengakar terlalu dalam, kasian jemaat kan Mam? Sebab mereka yg akan selalu menjadi korban dari semua ketidak beneran ini sehingga mereka tidak merasakan hadirnya syalom dan kerajaan Allah ditengah tengah mereka.
06 February at 22:24 · (Erdian Sembiring).

secara sederhana Kerajaan Allah mencakup seluruh dunia ciptaannya, oleh karena itu kerajaan dunia harus dikritisi sebagaimana mestinya yang dikehendaki Allah sang Kreator dan yang empunya jagad raya. Jadi dengan demikian tanggungjawab manusia adalah tetap menjaga dan memelihara ciptaan itu sendiri dengan konstruktif pemikiran dan aksi nyata.Tuhan Berkati Miss Minda dan Kita semua.. Amin..
07 February at 15:38 · (Edward Manalu)