Jumat, 19 Februari 2010

Komentar atas Komentar

Tidak tau mengapa ketika menunggu telepon dari seorang yang berjanji menelpon malam ini, saya iseng membuka google dan mencek nama saya sendiri. lalu saya berhenti dibagian yang mengkomentari tentang artikel yang saya tulis yang berjudul Kemandirian Daya dan Teologia...di group itu diberi judul GBKP dan kekaroan Jemaatnya. Karena tertarik saya membuka bagian itu dan ternyata bagian itu adalah dan menjadi topik diskusi yang cukup panjang di GBKP yahoo group yang memang jarang saya baca. Saya baca komentar-komentar itu. Banyak yang bersifat praktis dan emosional yang acap saya katakan sikap seperti ini hanya membawa kita "no where." Dwipa cukup mengerti arah artikel, namun di penghujung, jatuh kepada masalah pendekatan yang adalah metode bukan substansi. Untuk mengerti apa yang dimaksudkan seorang penulis, adalah sangat menolong jika membaca keseluruhan artikelnya, dan membaca semua tulisannya. Sehingga bisa menangkap intisari atau pokok pikiran yang ditawarkan. Tulisan saya biasanya mengajak orang untuk melihat dan mempersiapkan GBKP ke depan (church with the future). GBKP yang ada kini seharusnya sudah disiapkan oleh para pemikir GBKP yang bekerja 15-20 tahun yang lalu. Untuk mengkaji bagaimana GBKP nanti agar ada dan bermakna haruslah memadukan pemahaman ekklesiology dengan analisa konteks dari sudut anthropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi dan politik. Met malam.

Well, senang membaca tulisan singkat ini Mam. Prof. Augustine and MP memberi saya banyak pemahaman ttg de-contextualizing dan re-contextualizing theology. Saya menyadari tugasndu dan teolog GBKP tidak ringan untuk merekonstruksi Teologia Karo bagi GBKP. Tuhan tetap sinampati.
10 December 2009 at 17:39 Erdian Sembiring Kembaren

Tidak ada komentar: